Total Tayangan Halaman

Rabu, 25 Maret 2015

Dikeroyok Atas Dugaan Curi Cermin, Selvi Lapor P2TP2A Bengkalis


Pendidikan - Editor: MARDISNA - Selasa, 26/02/2013 - 19:30:07 WIB


BERITA RIAU (BENGKALIS), situsriau.com- Hanya gara-gara dituduh mencuri cermin rias, Selvi (17) siswi Kelas X 3 SMA Negeri 5 Desa Ketamputih, Kecamatan Bengkalis,
Kabupaten Bengkalis menjadi korban penganiayaan geng sekolah yang
sama-sama perempuan.  Penyebabnya, hanya gara-gara dituduh dan tidak terbukti mencuri cermin atau kaca rias wajah, Sabtu (23/2/2013) sekitar pukul 11.00 WIB.

Ironisnya, penganiayaan itu terjadi di salah satu ruang kelas di sekolah tersebut. Namun pihak sekolah tidak menanggapi dengan serius aksi premanisme ini. Bahkan, mengancam jika melaporkan peristiwa  tersebut, siswa dikeluarkan dari sekolah.

Akibat penganiyaan dengan pengeroyokan teman-temannya ini, Selvi menyisakan luka lebam cukup parah di bagian wajah sebelah kiri, serta masih merasakan sakit, pusing-pusing, mual-mual dan harus memperoleh perawatan intensif di rumah sakit.

Atas penganiayaan ini, Selvi  didampingi orang tuanya Ahmad (68), melaporkan kejadian itu ke Kantor Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Bengkalis, Selasa (26/2/2013). Sebelumnya, kejadian ini juga sempat dilaporkan ke pihak Kepolisian Sektor (Polsek) Bengkalis.

"Ya anak saya diperlakukan tidak wajar oleh teman-temannya perempuan di sekolah. Kejadian Sabtu pekan lalu, kami keberatan adanya pengeroyokan seperti ini. Anak saya jadi tidak bisa sekolah dan terus mengeluh kesakitan di kepala setelah dipukuli itu. Makanya saya melapor ke sini (P2TP2A),� ujar Ahmad saat ditemui.

Kemudian menurut Selvi, penganiayaan itu terjadi pada Sabtu lalu di dalam ruang kelas X II. Sebelumnya sekitar pukul 11.00 WIB, Selvi melintas di depan teman-teman yang perempuan dari kelas X II yang dikenal sebagai anggota geng pelajar putri di sekolah tersebut. Geng itu dimotori seorang murid dan menghina Selvi sebagai pencuri cermin.

Karena cemo'ohon tersebut Selvi meminta agar tidak diulang, karena ia tidak merasa mengambil hak siapapun. Karena cermin rias yang dibawanya adalah cermin miliknya sendiri selayaknya seorang anak perempuan.

"Atas permintaan tersebut, mereka marah dan menarik saya ke dalam kelas. Agar tidak bisa melawan saya dijagal (dipegangi, red) lalu ditinju habis-habisan di wajah dan sampai saya lemas di lantai,� terang Selvi.

Karena dikeroyok 6 (enam) orang, Selvi tidak bisa melawan. Para siswa yang berada di ruang kelas dan teman-teman Selvi tidak bisa berbuat banyak. Mereka takut semua, baik yang cewek maupun yang cowok.

"Karena jika ada yang melapor, guru mengancam akan dikeluarkan dari sekolah," kata Selvi lagi.

Adanya kasus 'premanisme' di sekolah ini, dan atas laporan keluarga korban, pihak P2TP2A segera menindaklanjuti.

"Kita akan segera menindaklanjuti laporan ini. Kita berupaya berkonsultasi di pihak Polsek Bengkalis karena kasus ini sudah sempat dilaporkan ke sana. Sejauh apa perkembangannya. Kemudian kita juga akan melakukan invenstigasi ke sekolah," ungkap Ketua P2TP2A Eli Kusumawati Heru.(lia)