Total Tayangan Halaman

Senin, 20 Februari 2012

Dilaporkan ke P2TP2A Bengkalis Bocah SD Saling Tempeleng

Sabtu, 26 Februari 2011 - 17:27:24 WIB
BENGKALIS- Muhammad Bustomi, seorang siswa SD 051 Balai Makam Duri, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis harus menderita cidera saraf karena benturan di kepala, akibat adu pukul sesama teman satu sekolahnya, Kamis (10/2) silam.

Kondisi tersebut membuat Bustomi terpaksa izin sakit karena geger syaraf di kepalanya tersebut. Setelah sempat memperoleh perawatan di RS Ibnu Sina dan RSUD Arifin Achmad Pekanbaru putra dari seorang security hotel ini mulai membaik tetapi sampai sekarang masih merasa pusing-pusing.

Diceritakan ayah kandung Muhammad Bustomi, Mus Mulyadi, kejadian Kamis (10/2) terjadi perkelahian antara anaknya sesama teman sendiri di dalam sekolah saat jam belajar. Bagaimana kejadian sebenarnya Mulyadi tak mengetahui dengan persis, karena ia baru mengetahui anaknya dipukul, setelah dua hari kejadian, ketika Bustomi tiba- tiba pingsan di sekolah.

"Hari Sabtu dua hari setelah kejadian, anak saya tumbang di sekolah, saat saya jemput untuk dibawa pulang, barulah kawannya cerita kalau anak saya dipukul kawannya pada hari Kamis (10/2/11) itu. Kondisinya sangat mengkhawatirkan, saya sempat mencak-mencak di sekolah. Akhirnya pihak sekolah menyuruh saya membawa Bustomi ke RSUD Duri atas tanggungan sekolah,� cerita Mulyadi kepada wartawanvia telpon seluler Jumat (25/2).

Lebih lanjut, ternyata RSUD Duri tak sanggup menangani Bustomi karena penyakitnya mengkhawatirkan dan merujuk untuk membawa ke RS Dumai. Atas kesepakatan orangtua dan pihak sekolah, Senin (14/2) Bustomi akan dirujuk ke Dumai. Sementara itu kondisi Bustomi makin lemas, dia tak dapat bergerak, matanya sulit untuk dibuka.

Nah, Senin sesuai kesepakatan itu pihak sekolah tak datang untuk membawa Bustomi berobat ke Dumai. Iapun menyusul ke sekolah, dan jawaban yang didapatnya mengecewakan. Pihak sekolah beralasan harus dimusyawarahkan dulu dengan kepala sekolah.

Sementara kondisi Bustomi semakin mengkhawatirkan. Tidak tahan dengan keputusan pihak sekolah akhirnya, Mulyadi sendiri yang membawa Bustomi ke RS Ibnu Sina Pekanbaru. Setelah di scan ternyata syaraf kepala anaknya tersebut ada masalah dan nyaris membuat Bustomi koma. Semula akan dilakukan operasi untuk memperbaiki syaraf kepala Bustomi, namun dokter masih mencoba pengobatan dengan memberi obat-obatan.

"Alhamdulillah mukjizat Allah datang kepada kami, setelah dua hari, anak saya bisa membuka matanya dan menggerakkan tangannya. Namun karena saya tak punya biaya, akhirnya saya pindahkan perawatan ke RSUD. Setelah tujuh hari dirawat, dengan pertimbangan saya kesulitan biaya pengobatan, Bustomi saya bawa pulang. Dan baru kemarin mulai masuk sekolah karena ada try out untuk ujian akhir, Sebenarnya ia masih pusing-pusing," tutur Mulyadi.

Untuk mempertanyakan biaya perawatan, Mulyadi melaporkannya ke P2TP2A Kabupaten Bengkalis agar dapat memfasilitasi antara pihak sekolah, dan pihak orangtua anak yang memukuli anaknya Bustomi. Sebelumnya pihak sekolah dan orang tua anak memukul anaknya sama sekali tidak ada keinginan untuk membantu biaya perawatan dan pengobatan anaknya yang cedera berat tersebut.

"Anak saya cidera berat, pihak sekolah tak mau bertanggungjawab, demikian pula orangtua anak yang memukul anak saya. Karena itu saya minta bantuan P2TP2A memfasilitasi agar pihak sekolah dan orangtua anak yang memukuli anak saya mau membiayai perobatan anak saya. Namun, jika tak ada juga jalan keluarnya, saya akan melakukan langkah dengan cara saya," kata Mulyadi.

Sementara itu, Kepala SD 051 Balaimakam, Duri Kecamatan Mandau, Martati saat wartawan berusaha mengkonfirmasi melalui via telpon seluler secara berulang sama sekali belum memberikan jawaban apapun terkait persoalan ini. (riauterkini.com)


sumber: http://www.wartariau.com/